Next Post

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Rohani Binti Maddo, salah satu penumpang pesawat GA 1105 UPG 05 yang mengalami gangguan teknis. (Dok.Kompas)

Jakarta, Gentakala – Rohani binti Maddo (50), tengah berada di dalam pesawat Garuda Indonesia GA 1105 yang akan membawanya ke Madinah saat pesawat itu putar balik ke bandara (return to base/RTB), Rabu (16/5/2024). Rohani tak merasakan ketegangan atau kepanikan di dalam pesawat. Dia mendengar keterangan dari awak kabin bahwa pesawat yang ia tumpangi terpaksa putar balik karena ada kerusakan pada mesin. Rohani dan 440 jemaah lainnya pun kembali ke Asrama Haji Sudiang Makassar. “Saya enggak kasih kabar keluarga, takut khawatir.

Keluarga malah tahunya dari media sosial,” ucap Rohani, seperti dilaporkan jurnalis Kompas.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.  Rohani mengaku pesawat sempat berputar-putar tiga kali supaya bisa mendarat. Meskipun demikian, tak ada kepanikan dari penumpang. Saat itu suasana tenang, tidak ada ribut, yang terdengar hanya lantunan dzikir dan doa. Rohani sempat merasa takut, namun akhirnya tenang karena pihak Garuda Indonesia menyediakan pesawat baru. “Sekarang saya hanya ingin beribadah,” ucap perempuan asal Malino ini. 

Ketua Kloter UPG 05 A.M Yusuf Hakim mengatakan, pesawat Garuda Indonesia GA 1105 terbang sesuai jadwal pukul 15.30 Wita membawa 441 jemaah, 5 orang petugas kloter dan 5 orang petugas haji daerah (PHD) dari Gowa, Sulawesi Selatan. Setelah setengah jam mengudara, ada informasi pesawat mengalami gangguan teknis sehingga harus kembali ke Makassar “Karena baru sekali terbang, seatbelt terpasang, kami hanya bisa saling mengingatkan supaya tenang, Insya Allah semua bisa terkondisikan dengan baik,” ujar Yusuf. Saat itu, kata Yusuf, tidak ada reaksi negatif dari jemaah, semua tenang, beristighfar, berzikir, tidak ada jemaah yang trauma.

“Pesawat kembali mendarat pukul 17.15 Wita. Pak Kakanwil menyambut di asrama haji, santap malam, shalat maghrib, dan Isya. Pihak Garuda menyampaikan memang ada kendala teknis dan disiapkan pesawat pengganti. Kami take off lagi pukul 21.00 Wita,” kisah Yusuf lagi. Dia menambahkan, selama proses itu, pihaknya selalu menenangkan jemaah agar bisa mengambil hikmah dari kejadian itu. “Mengabarkan pada keluarga boleh, tapi apa adanya,” ujar Yusuf Di kloter 5 UPG ada 118 lansia dan 18 jemaah yang butuh kursi roda sehingga membutuhkan pendampingan khusus. Anggota tim kesehatan haji Kloter 5 UPG Ilham Abdul Latif menyebut, lansia ditempatkan di depan dengan pendamping sehingga tetap tenang karena ada pendampingnya. “Alhamdulillah tenang semua. Banyak istighfar, berdoa, dan alhamdulillah baik-baik saja,” katanya.

Sumber: Kompas

Adm

Related posts