Next Post

Ini Alasan Kenapa Pas Hari Nyepi Tidak Boleh Keluar Rumah

Ilustrasi: Perayaan Umat Hindu di Bali (dok.honeycombers)

Jakarta, Genta News – Ini alasan kenapa pas hari nyepi tidak boleh keluar rumah menarik untuk dikulik. Adapun peryaan ini dilakukan etiap tahun oleh masyarakat Hindu di Indonesia terutama Bali. Nyepi memiliki makna sunyi atau senyap. Saat Nyepi, aktivitas masyarakat di Bali terhenti total karena semua fokus pada ritual ibadah.

Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan publik. Bandara, pelabuhan, pasar tutup. Namun tidak untuk rumah sakit.
 

Nyepi

Ini alasan kenapa pas hari nyepi tidak boleh keluar rumah agar fokus dalam sembahyang. Pasalnya umat hindu akan bermeditasi, berdoa dan menghabiskan waktu hening di rumah bersama keluarga.

Dilansir, Thehoneycombers, beberapa hari sebelum Nyepi, akan melihat penduduk desa dengan bersemangat mempersiapkan dan memahat monster papier-mâché yang sangat besar (disebut Ogoh-Ogoh) yang, pada malam sebelum Nyepi, diarak di jalan-jalan dengan musik keras, semburan api, dan orang-orang berbaris di sepanjang jalan. jalanan untuk menambah semangat komunitas. Ini sangat kontras dengan hari hening yang tenang setelahnya.

Karena tidak ada yang dapat meninggalkan akomodasi mereka pada hari Nyepi, banyak hotel akan menawarkan Paket Menginap dua malam Nyepi khusus untuk membuat semua orang sibuk di hari-hari “paksaan” ini di dalam ruangan. Sebagian besar paket akan menawarkan potongan harga, makanan gratis, akses penuh ke fasilitas hotel dan terkadang voucher untuk perawatan spa – bahkan anak-anak akan diurus dengan permainan, aktivitas, dan maraton film.

Sebagai informasi, konon sejarah Hari Raya Nyepi bermula pada perebutan kekuasaan di India yang diwarnai konflik sosial dan agama yang tak kunjung usai. Dari konflik panjang tersebut akhirnya suku Saka keluar sebagai pemenang di bawah kepemimpinan Raja Kaniskha I dari Dinasti Kushana dan suku Yuehch.

Sang raja pun berhasil merangkul seluruh suku-suku di India tanpa menghancurkan paham dari suku lain sehingga terbentuklah kerajaan yang besar. Karena itulah Raja Kaniskha I pada Maret tahun 78 masehi ditetapkan sistem kalender Saka yang digunakan sebagai kalender kerajaan.

Sistem kalender Saka pun berkembang dengan sangat baik mengikuti persebaran agama Hindu dan setiap peringatan tahun Saka memiliki makna kesatuan, kedamaian, kerukunan, dan keberihasilan.

Adm

Related posts