Next Post

Perekonomian Indonesia Melambat Pada Kuartal III-2023

Ilustrasi perekonomian Indonesia (dok. infopublik,id)

Jakarta, Gentakala – Perekonomian Indonesia mengalami perlambatan pada kuartal III-2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 atau periode Juli 2023 hingga September 2023 tumbuh sebesar 4,94% secara tahunan alias year on year (YoY).

Angka ini melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Pasalnya, pada kuartal II-2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus di angka 5,17% YoY. Sementara secara kuartalan, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 1,60% QoQ.

 

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 memang secara musiman lebih lambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Hal ini memang sejalan dengan pola yang biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan ekonomi di kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II, kecuali tahun 2020 saat terjadi pandemi Covid-19,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (6/11).

Meski begitu, Amalia menyebut bahwa perekonomian Indonesia pada periode laporan masih tetap terjaga dan solid. Sementara berdasarkan lapangan usaha, seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif, kecuali jasa pendidikan dan administrasi pemerintahan, di mana masing-masing mengalami kontraksi sebesar -2,07% dan -6,23% YoY.

Adapun pertumbuhan tertinggi diraih oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan sebesar 14,74% YoY. Diikuti akomodasi dan makanan minum sebesar 10,90% YoY serta jasa lainnya yang berhasil tumbuh 11,14% YoY.

Sementara itu, lapangan usaha industri pengolahan masih menjadi pendorong utama perekonomian Indonesia, dengan pertumbuhan sebesar 5,20% YoY. Pertumbuhan ini ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik.

Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,06% YoY dan masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023.

Hanya saja, ekspor dan konsumsi pemerintah pada periode tersebut masih mengalami kontraksi pertumbuhan, masing-masing sebesar -4,26% YoY dan -3,76% YoY.

Adm

Related posts