Next Post

MIND ID Dukung Pengelolaan Mineral Kritis-Strategis untuk Menopang Transisi Energi

Jakarta, Gentakala – Pengelolaan mineral kritis dan strategis melalui hilirisasi harus segera dilakukan lantaran memiliki nilai keekonomian yang signifikan seeta demi menopang kebutuhan transisi energi.

Untuk mencapai hal tersebut, butuh harmonisasi kebijakan industri hulu dan hilir dengan tata kelola yang baik sehingga terdapat jaminan kepastian hukum dan kepastian berusaha. Adapun kebijakan pertambangan terkait mineral kritis dan mineral strategis ke depan, di antaranya peningkatan eksplorasi sumber daya cadangan minerba termasuk potensi logam tanah jarang dan mineral kritis yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam kebutuhan teknologi di masa depan.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), setidaknya ada fokus tiga industri strategis yang akan diarahkan. Industri strategis yang pertama adalah industri yang terkait dengan kendaraan listrik atau industri baterai untuk mobil dan motor listrik. Industri tersebut ekosistemnya akan membutuhkan mineral strategis dan mineral kritis yang sangat banyak.

Sementara industri strategis yang kedua, yaitu industri terkait energi solar atau energi matahari baik baterai maupun panel surya. Industri ini membutuhkan kuarsit atau pasir kuarsa yang kualitasnya ditingkatkan sehingga bisa membentuk komponen-komponen atau ekosistem di dalam industri energi solar.

Sedangkan yang ketiga, industri strategis yang menjadi perhatian pemerintah dalam konsumsi mineral strategis dan kritis adalah untuk industri pertahanan dan kesehatan. Sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID atau Mining Industry Indonesia mendapat mandat dari Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Tanah Air.

Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf mengatakan, perusahaan terus berupaya menjalankan amanah yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya mineral. Terdapat tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada MIND ID meliputi pengelolaan sumber daya mineral, hilirisasi mineral, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas dan melakukan ekspansi bisnis pertambangan.

“Grup MIND ID saat ini mengelola beberapa mineral dan material penting yang akan diolah menjadi produk dalam negeri seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah, dan batu bara,” kata Heri, Jumat (16/2/2024).

Mineral kritis merupakan mineral masa depan yang dibutuhkan guna mengikuti perkembangan teknologi agar memperoleh energi bersih. Mineral kritis ini dapat digunakan pada kendaraan listrik ataupun berbagai keperluan lainnya. Di antara komoditas yang masuk ke dalam mineral kritis yakni, aluminium, nikel, tembaga, dan timah yang merupakan komoditas andalan dari hasil pertambangan Grup MIND ID. MIND ID sendiri kini beroperasi di 17 provinsi di Indonesia dan secara global menempati urutan keempat sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia, urutan pertama pemilik tambang emas terbesar, pemain tambang tembaga ketiga di dunia, dan produsen timah terbesar kedua di dunia.

Heri mengatakan, MIND ID fokus mengembangkan teknologi ramah lingkungan di sektor energi dengan tujuan mencapai target nol emisi karbon pada 2030. “MIND ID saat ini sedang melakukan gerakan eksplorasi yang agresif untuk memperhatikan rasio penggantian cadangan. Kita juga dapat melihat pesatnya kemunculan panel surya berbasis fotovoltaik, energi hidrogen, pembangkit listrik berbasis thorium, baterai kendaraan listrik, dan perangkat pendukungnya,” tuturnya.

Menurut Heri, prioritas MIND ID dalam memantapkan diri sebagai perusahaan pertambangan berkelanjutan di antaranya melalui pemaksimalan upaya hilirisasi memenuhi rantai pasok berkelanjutan. MIND ID juga mengadopsi 10 Prinsip Pertambangan dari Dewan Pertambangan dan Logam (ICMM) sebagai jalan memperkuat komitmen bisnis sirkular dari mulai hulu hingga hilir.

“MIND ID terus berupaya memberikan nilai lebih untuk Indonesia, di antaranya dengan memaksimalkan hilirisasi lewat memperbanyak smelter pengolahan komoditas bahan mentah menjadi setengah jadi ataupun produk jadi,” ujarnya.

Adm

Related posts